Sunday, July 27, 2008

Ke Israel Obama Dukung Yahudi dan Kecam Iran

Ke Israel Obama Dukung Yahudi dan Kecam Iran

Dalam kunjungannya ke Israel terbaru, calon presiden AS Barrack Obama berjanji akan tetap mendukung Israel. Ia juga mengatakan, Iran sebagai ancaman

Calon presiden AS dari Parti Demokrat Barrack Obama berjanji dengan teguh akan mendukung Israel dalam kunjungannya ke Jerusalem hari Rabu (23/7) kemarin, sebelum bertemu dengan para pemimpin Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan.

Dalam lawatan ke kota Sderot di Israel selatan, Obama memperingatkan bahwa Iran yang bersenjata nuklear akan menjadi ancaman besar bagi keamanan dunia.

Senator Illionis itu menjanjikan komitmennya bagi keamanan Israel dan bagi pembicaraan perdamaian Timur Tengah selama melakukan lawatan dua hari di kawasan tersebut.

Dia telah menemui para pemimpin Israel serta Presiden Palestin Mahmoud Abbas.

Iran yang memiliki nuklear akan menjadi ancaman besar dan dunia harus mencegah Iran memiliki senjata nuklear,” kata Obama.

Selain itu, Obama, juga berusaha menenangkan kecemasan di kalangan beberapa pemilih AS turunan Yahudi mengenai kebijakannya terhadap Israel, mengatakan dalam komentar-komentarnya kepada para wartawan dia berharap dapat membantu mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.

“Saya berada di sini pada lawatan saya untuk menegaskan kembali hubungan khusus antara Israel dan AS, komitmen saya yang kekal terhadap keamanannya,dan harapan saya, saya dapat bertindak sebagai mitra efektif, samada sebagai senator atau sebagai presiden, dalam mewujudkan perdamaian yang lebih kekal di wilayah tersebut,” katanya.

Senator Illinois itu, yang mengadakan pertemuan dengan Presiden Israel Shimon Peres, menggambarkan Israel sebagai suatu “keajaiban yang telah mekar” sejak pendiriannya 60 tahun silam. Dengan memakai skulacap (kopiah) Yahudi, dia kemudian meletakkan karangan bunga putih di muzium peringatan Yad Vashes Holocaust.

“Biarkan anak-anak kita datang ke sini dan mengetahui sejarah ini agar mereka dapat menambahkan suara mereka untuk menyatakan “tidak akan pernah lagi,” demikian tulis Obama dalam buku tamu museum itu.

Ratusan aparat keamanan Palestin bertopi baja dengan menyandang senapang automatik berjajar di kanan kiri jalan Ramallah, di Tepi Barat Sungai Jordan yang diduduki, ketika Obama berangkat menuju kota itu dari Jerusalem untuk mengadakan pembicaraan bersama Presiden Palestin Mahmoud Abbas dan PM Salam Fayyad.

No comments: